Sejarah Kopi Asiang

Di balik setiap cangkir kopi tarik kami, tersimpan kisah panjang tentang semangat, tradisi, dan dedikasi yang lahir lebih dari setengah abad lalu. Warung Kopi Asiang bukan sekadar tempat minum kopi — ini adalah saksi hidup perjalanan budaya Pontianak, Indonesia.

60+

10

Coffee Brand Award

Sejak 1958

Warisan Rasa, Sebuah Perjalanan Sedjak 1958

Awal yang Sederhana

Pada tahun 1958, seorang pria sederhana di Pontianak, yang merupakan ayah dari Pak Asiang, memulai perjalanan usaha kecilnya — membuka sebuah warung kopi gerobakan di bawah rindangnya pohon di kawasan Jalan Agus Salim.

Dengan perlengkapan seadanya, sebuah gerobak kayu, dan semangat yang besar, beliau melayani para pelanggan dari pagi hingga siang hari, menyajikan kopi saring tradisional kepada para pejalan kaki, pedagang, dan warga sekitar.

Di tengah aroma kopi yang mengepul dari saringan kain sederhana, seorang remaja 17 tahun bernama Asiang tumbuh besar, menyerap ilmu dan tradisi peracikan kopi dari sang ayah.

Sejak usia muda itu, Pak Asiang mulai terjun langsung ke dunia kopi — mengaduk, menyaring, dan akhirnya, meracik sendiri kopi untuk para pelanggan tetap.

Ketekunan, kesabaran, dan kecintaan terhadap kopi perlahan membentuk ciri khas Warung Kopi Asiang

Perjalanan panjang itu akhirnya mencapai titik penting di tahun 1992, ketika Warung Kopi Asiang resmi berpindah ke sebuah ruko sederhana di Jalan Merapi, Pontianak — lokasi yang kini menjadi ikon kopi tradisional legendaris kota ini.

Meski berpindah tempat dari gerobak ke ruko, cita rasa kopi, teknik penyajian tarik, dan semangat pelayanan tulus tetap tidak berubah. Bahkan, ciri khas Pak Asiang — menyeduh kopi sambil bertelanjang dada — menjadi simbol keaslian, ketulusan, dan kerja keras tanpa pamrih.

Kini, lebih dari enam dekade berlalu, Warung Kopi Asiang tetap menjadi saksi hidup tradisi kopi Pontianak — menghubungkan generasi demi generasi, menghidupkan kembali kenangan sederhana dalam setiap cangkir kopi yang disajikan.